Burung Gereja

Hardiman Hardimin

Nama profesor yang memeriksa pendengaran anak saya. Latar belakang S3 dan terlibat aktif di WHO. Praktek sebagai ahli THT di bilangan mentereng di Jakarta. Entah karena namanya yang menjual atau keahliannya yang tinggi, sehingga banyak mereka yang datang sembuh.Namun dia memberikan suatu “solusi” untuk kemungkinan masalah kesehatan anak saya. Saya bilang mungkin karena kami belum yakin apakah itu masalah. Mengapa? Proses diagnosa tersebut memang membutuhkan peralatan dan proses. Biaya per sekali datang hari ini adalah 500rb, termasuk jasa dokter, tes auditori, dan obat.

Biaya yang mahal untuk sekali datang. Sama dengan anggaran Departemen Pendidikan kita yang menempati “ranking” pertama di anggaran negara 2008. 49 triliun, angka yang besar – entah untuk apa. Maklum kita orang awam yang melihat hasil daripada pos-pos anggaran.

Syukurlah nilai tersebut dianggarkan untuk memberdayakan guru melalui program training dan kawan-kawan. Semoga saja “mereka” yang mendapat training mampu mencetak dan memberdayakan teman lainnya.

Idealisme yang tinggi? Tidak sih, hanya karena dorongan batin – supaya tahun depannya pajak saya tidak sia-sia. Benar tidak?

Written by Sutanto

Februari 23, 2008 pada 10:27 pm

Ditulis dalam Pesan, Sosial

Satu Tanggapan

Subscribe to comments with RSS.

  1. benar! kendati sangat sulit bagi saya untuk segampang itu percaya bahwa pajak akan digunakan dengan baik. Wong pinter ki larang regane ya mas?

    FraterTelo

    Februari 27, 2008 at 4:59 pm


Komentar ditutup.