Archive for the ‘Pesan’ Category
Hardiman Hardimin
Nama profesor yang memeriksa pendengaran anak saya. Latar belakang S3 dan terlibat aktif di WHO. Praktek sebagai ahli THT di bilangan mentereng di Jakarta. Entah karena namanya yang menjual atau keahliannya yang tinggi, sehingga banyak mereka yang datang sembuh. Baca entri selengkapnya »
Tukang cukur itu menolong dari kekurangannya
TUKANG CUKUR ITU SEDANG DUDUK DI DEPAN – sore tadi saat melewatinya hari menjelang gelap. Cuaca juga sedang mendung. Mungkin karena sedang tidak ada yang memotong rambut dia menunggu di depan. Memang sudah keinginan bahwa sore ini harus potong rambut. Penampilan harus diperhatikan. Baca entri selengkapnya »
Cinta yang hilang
tulisan ini adalah renungan untuk mencintai pasangan kita
CINTAILAH PASANGANMU – rasa cinta itu setiap hari selalu muncul, saat dulu kami berpacaran. Setiap hari ingin bertemu, meskipun hanya untuk melihat wajahnya. Hati pun setiap saat selalu bahagia, meskipun hanya dari mendengar suaranya. Namun sekarang setelah menikah dan Tuhan memberi anugerah anak? He … he … he …, rasa itu pindah kepada anak.
Karakter Pemimpin seperti inikah?
Sore hari ini melintasi salah satu perumahan di daerah tangerang. Mata tertumbuk ke satu spanduk, bunyinya “Ngapain pilih yang sejenis? Lebih lengkap yang sepasang”. Persaingan antara pasangan calon gubernur dan wakil gubernur terlihat (dalam arti harafiah) saling menjatuhkan. Saya tahu siapa yang dianggap sejenis – terlebih imajinasi saya mengartikan itu sebagai homo atau lesbian. Dunia dagang sudah parah, iklan saling membantai demikian juga dalam politik. Baca entri selengkapnya »
Arti sebuah kandang Natal
SEMANGAT NATALNYA ADA DI GUA NATAL. Adalah St. Fransiskus dari Assisi – pendiri ordo Fransiskan. Melepaskan seluruh miliknya untuk mengikuti cara hidup Yesus. Dan yang pada tahun 1223 menyajikan kembali situasi kelahiran Yesus di dalam kandang Betlehem. Dengan binatang, palungan dan manusia nyata. Dia ingin memperlihatkan bagaimana kondisi pada saat Tuhan Yesus dilahirkan.
Pun manusia sekarang melihat semangat Natal melalui pohon Natal. Entah bagaimana pohon cemara menjadi simbol Natal. Mungkin karena disekitar kandang itu adalah hutan cemara?
Tetapi satu yang pasti, Tuhan Yesus lahir di sebuah kandang. Lingkungan yang sederhana tanpa kemewahan. Itu dia semangat Natal, dan yang seharusnya kita bawa. Hidup manusia kita sudah penuh dengan konsumerisme. Intan permata yang berkilau terkadang menyilaukan hati dan iman. Hidup menjadi tidak berarti bila tinggal di gubuk pinggir rel kereta. Hidup serasa dimarjinalkan bila hanya memiliki angkutan umum untuk pergi kemana-mana.
St. Fransiskus Assisi mengerti arti keselamatan kekal. Bukan pada hal duniawi. Dia tahu bagaimana menyambut Tuhan di dalam hatinya. Tidak heran Roh Tuhan hadir dan memperkenankannya menerima stigmata dan mampu berbicara kepada alam. Kesederhanaan dan melepaskan keterikatan duniawi. Itulah yang dapat kita tarik dari sebuah peristiwa kelahiran Tuhan Yesus, pemilik alam semesta.
Perilaku Anak adalah Cermin Perilaku Orang Tua
MAU MELIHAT SEPERTI APA PERILAKU SESUNGGUHNYA TEMAN KITA? Lihatlah bagaimana anak mereka berperilaku. Pada saat bermain, apakah dia mau berbagi. Pada saat makan, apakah makan dengan sopan.
Orang suci pun mengalami kematian
Kata kematian membuat orang sedih. Coba pikir manusia mana yang tidak mati. Sepasti kelahiran yang selalu terjadi. Bahkan orang sucipun mengalami kematian. Konon inilah yang dicari filsafat dan turunannya. Untuk menemukan apa yang dicari dalam hidup. Baca entri selengkapnya »
Dengan semangat proklamasi kemerdekaan 1945 kita …
Semboyan ini selalu muncul di setiap menjelang bulang Agustus. Kebetulan kemarin saya melalui Graya Raya Regency dan melihat spanduk. Spanduk ini mungkin untuk kampanye pemilihan bupati. Ada sebuah tulisan yang menggelitik saya. Dengan semangat proklamasi kemerdekaan 1945 kita …. Negara yang besar tidak mungkin melupakan sejarahnya bukan? Saya setuju itu. Pertanyaanya masih tepatkah semboyan itu untuk masa sekarang. Mungkin artikel ini sudah lewat masanya – mengingat tanggal 17 telah berlalu.
Yang ter …
Semua ingin dianggap yang teratas. Hidup mau yang paling kaya, mobil mau yang paling cepat, pangkat mau yang paling tinggi, semuanya yang ter … Site ini merupakan catatan oposisi atas hidup dengan yang ter.
Renungan yang melihat dari lawan yang ter … Hidup yang biasa saja, mobil yang sebisanya dibeli, pangkat yang sesuai dengan kemampuan. Dengan segala kerendahan hati, seekor burung gereja bukanlah yang ter … dari spesies lainnya. Demikian tidak setiap manusia merupakan yang ter …