Archive for the ‘Renungan’ Category
Cinta Yang Kebablasan
Seorang istri berkata kepada suami yang baru saja memiliki selingkuhan baru, “Aku tidak mau diceraikan karena cintaku sangat dalam”. Sang suami berkata, “Aku mau cari istri baru karena kamu hanya memberi 50% cintamu untukku”.
Nilai bekerja adalah pada tujuannya
AKU TIDAK PUAS DENGAN PEKERJAANKU – sebuah benturan nilai dengan kondisi nyata. Mungkin karena situasi pekerjaan monoton, membosankan, mengesalkan, dan menekan. Dan semuanya karena kita berhubungan dengan manusia lain. Entah mereka sebagai pemberi pekerjaan, atasan, bawahan dan rekan kerja. Bekerja itu sebaiknya melihat tujuannya. Baca entri selengkapnya »
Hati dan kebebasan manusia menentukan hidup Anda
Sudah pernah melihat dunia dari sudut pandang orang kecil? Kurang lebih sebagaimana Remy si tikus (Rattatouille) melihat dapur Chief Goustave. Semua terlihat berukuran luar biasa. Hal biasa akan menjadi luar biasa. Untuk membuka pintu ruangan pendingin perlu langkah panjang. Bagaimana bila konteksnya adalah hidup dan kesulitan kita. Baca entri selengkapnya »
Dengan semangat proklamasi kemerdekaan 1945 kita …
Semboyan ini selalu muncul di setiap menjelang bulang Agustus. Kebetulan kemarin saya melalui Graya Raya Regency dan melihat spanduk. Spanduk ini mungkin untuk kampanye pemilihan bupati. Ada sebuah tulisan yang menggelitik saya. Dengan semangat proklamasi kemerdekaan 1945 kita …. Negara yang besar tidak mungkin melupakan sejarahnya bukan? Saya setuju itu. Pertanyaanya masih tepatkah semboyan itu untuk masa sekarang. Mungkin artikel ini sudah lewat masanya – mengingat tanggal 17 telah berlalu.
Infotainment hidup Anda
Tayangan infotainment memang menggugah selera. Kehidupan artis dan segala kecukupan (istilah halus untuk kemewahan?> hidupnya. Anda bisa ternganga dan dalam hati berkata, “Aku juga ingin gaya hidup seperti mereka”. Bagaimana tidak? gaya profesional, mobil yang dikendarai, isi rumah yang dimiliki – duh itu semua bagus sekali. Baca entri selengkapnya »
Tawaran investasi
Siapa yang mau bicara tentang kematian? Sedih dan kehilangan lah yang membuat kita takut. Hidup menjadi bagian dari alam. Pagi hari matahari akan terbit dan malam hari bulan menggantikannya. Demikian juga hidup yang pasti berakhir dengan kematian.
Bila boleh, mungkin manusia ingin memilih paket kematian yang menyenangkan. Memilih seperti saat memesan paket A di McDonald. Hmmm, ide yang menarik juga. Mungkin kita bisa kolaborasi dengan Tuhan Allah kita (seperti kolaborasi partai politik dengan calon-calon pejabat kita) untuk membuat paket. Saya jamin laris manis bisnis ini.
Jadi saat kondisi kritis daftar paket muncul.
- Paket A, Sakit jenis A, dirawat selama x minggu, bonus orang yang bela sungkawa yyy orang. Harga per paket zzz jumlah kebaikan.
- Paket B, Dua jenis sakit A dan B, dirawat selama xx minggu, bonus orang yang bela sungkawa yy orang. Harga per paket zz jumlah kebaikan.
- Paket C, komplikasi jenis sakit A, B dan C, dirawat selama xxx minggu, bonus orang yang bela sungkawa y orang. Harga per paket z jumlah kebaikan.
Apa bedanya setiap paket? Jenis penyakit yang diderita, lamanya menderita sakit tersebut. Dan itu dibayar sesuai dengan berapa banyak tindakan kebaikan yang dilakukan. Kira-kira ada yang mau jadi investor untuk bisnis ini?
Manusia Rp. 1.000,-
Seorang pekerja bekerja keras tanpa mengenal lelah. Setelah pekerjaannya selesai ternyata orang lain yang mendapatkan nama. Atau tentang kerja keras buruh bangunan untuk kemudian sang arsitek yang mendapatkan nama tenar. Hal ini jamak terjadi dalam kegiatan sehari-hari. Dan semua orang dan dari semua golongan pernah merasakan ini.
Manusia seribu rupiah saya menyebutnya. Seperti kita saat ini memberikan uang seribu rupiah kepada pengemis. Pengemis yang dalam perjalanan tidak pernah kita perhatikan. Tanpa nama, penghargaan maupun ketenaran. Tetapi ada pula yang memperhatikan manusia seribu rupiah. Baca entri selengkapnya »
Salahkah tidak mengejar kebahagiaan?
Salah bila kita tidak fight untuk mencapai impian kita. Itu pandangan teman saat makan siang. Pembicaraan timbul karena dia melihat perubahan yang terjadi dalam diri saya. Hidup saya saat ini memang seperti air mengalir. Perlu diketahui impian saya dulu adalah menjadi kaya (materi). Dengan kaya maka saya bisa menikmati hidup. Entah itu untuk membeli rumah, naik mobil mewah, punya investasi dan lain sebagainya.
Apakah artinya impian? Impian adalah kondisi yang saat ini belum terjadi. Dalam bentuk apapun itu selalu berujung pada pencarian kebahagiaan. Jadi bahasanya mungkin berubah, Salahkah bila kita tidak mengejar kebahagiaan? Manusia sekaliber Gandhi pun dalam kesederhanaannya mencari kebahagiaan, hanya bentuk yang berbeda.
Yang menggelitik adalah komentar teman yang melihat saya kurang fight. Mungkin karena dia mencerminkan impiannya ke dalam diri saya. Mungkin tulisan Mas Pitoyo Kapan Harus Bersyukur dapat menjawab juga. Jadi pertanyaan salahkah tidak mengejar kebahagiaan sebenarnya tidak ada.